Pesan Profetik Tahun 2008

“Expanding and Fruitful” Year
(Tahun BERKEMBANG dan BERHASIL)



“Lapangkanlah tempat kemahmu dan bentangkanlah tenda tempat kediamanmu, janganlah menghematnya; panjangkanlah tali-tali kemahmu dan pancangkanlah kokoh-kokoh patok-patokmu! Sebab engkau akan berkembang ke kanan dan ke kiri, keturunanmu akan memperoleh tempat bangsa-bangsa, dan akan mendiami kota-kota yang sunyi” (Yes. 54:2-3)

“Semoga anak-anak laki-lelaki kita seperti tanam-tanaman yang tumbuh menjadi besar, … gudang-gudang kita penuh, mengeluarkan beraneka ragam barang; semoga kambing domba kita menjadi beribu-ribu, berlaksa-laksa di padang-padang kita! Semoga lembu sapi kita sarat; semoga tidak ada kegagalan dan tidak ada keguguran, dan tidak ada jeritan di lapangan-lapangan kita! (Mzm. 144:12-14)

Saya yakin ayat-ayat di atas adalah pesan profetik tahun 2008 bagi gereja-gereja Tuhan (terutama yang terhubung dengan saya secara pribadi dan SMART Center). Saya percaya akan ada banyak mukjizat dan peristiwa supranatural yang akan dialami oleh gereja Tuhan di sepanjang tahun 2008, sekalipun para pakar dunia meramalkan berbagai kondisi yang tidak kondusif. Apa saja yang akan dialami oleh gereja Tuhan di tahun 2008 ini?

1. Tuhan akan memulihkan keadaan gereja-Nya dan membuat gereja-Nya berbuah (fruitful) dan menuai jiwa-jiwa. Perhatikan ayat-ayat ini:

“Sebab yang ditinggalkan suaminya akan mempunyai lebih banyak anak dari pada yang bersuami” (Yes. 54:1).

“Gudang-gudang kita penuh, mengeluarkan beraneka ragam barang; kambing domba kita menjadi beribu-ribu, berlaksa-laksa di padang-padang” (Mzm. 144:13).

Gereja-Nya yang sehat, dekat dengan Dia dan menjadi satu dengan-Nya (Tuhan sebagai “suaminya” – Yes. 54:5), hidup di dalam kebenaran-Nya akan menjadi produktif dan menuai jiwa-jiwa. Mereka tidak akan mengalami kegagalan, keguguran, atau jeritan kesusahan lagi (Mzm. 144:14). Mereka juga akan mengalami permulaan baru (new beginning), suatu keadaan yang belum pernah mereka alami sebelumnya, dan akan ada harapan baru yang tidak pernah mereka harapkan sebelumnya (Yes. 54:1). Permulaan baru itu akan terjadi SEKARANG di tahun 2008 ini.

2. Tuhan akan membuat gereja berkembang (expanding) ke kanan dan ke kiri (Yes. 54:3).

Bisnis akan mulai berkembang meskipun ketidakpastian ekonomi global masih menghadang. Karier akan menanjak di tengah gejolak ekonomi domestik dan keuangan perusahaan. Pelayanan akan berkembang sekalipun mengalami tekanan dan aniaya. Gereja Tuhan akan bergerak melampaui batas-batas yang selama ini membatasi mereka. Tuhan akan mulai memampukan gereja-Nya menerobos keterbatasan mereka.
Para pemimpin gereja dan jemaat akan mulai melihat ke luar dari 4 dinding gereja yang selama ini membatasi pandangan mereka. Mereka mulai melakukan invasi atau penetrasi ke marketplace.
Untuk pertama kalinya gereja mulai melakukan ekspansi bukan hanya dalam bentuk “cabang gereja”, tetapi membawa “kehidupan Kristus” ke dalam dunia bisnis dan ekonomi, profesi dan karier, hiburan dan seni, politik dan hukum, pendidikan dan kesehatan.

3. Akan ada rasa haus dan lapar akan Tuhan dan kebenaran-Nya di dalam hati orang-orang percaya yang memang ingin mencari Dia. Mereka ini, bahkan dari bangsa-bangsa, akan berduyun-duyun mendatangi gereja di mana Tuhan hadir dan kebenaran-Nya disingkapkan. Perhatikan ayat-ayat berikut ini:

“Angkatlah mukamu dan lihatlah ke sekeliling, mereka semua berhimpun datang kepadamu” (Yes. 49:18).

“Bangsa-bangsa (gambaran dari manusia pada umumnya) berduyun-duyun datang kepada terangmu, dan raja-raja (gambaran dari orang-orang di marketplace) kepada cahaya (gambaran dari kebenaran, harapan, integritas, hikmat, dan inspirasi) yang terbit bagimu” (Yes. 60:3).

Itu sebabnya, jemaat (gereja lokal) yang dibangun dengan dasar dan pola yang benar akan “bersinar terang” dari dalam hidup mereka, sehingga akan menarik perhatian banyak orang. Dengan demikian Tuhan akan mulai memisahkan orang-orang percaya yang sungguh-sungguh haus dan lapar akan Dia dan kebenaran-Nya dari mereka yang hanya mencari kepuasan, ketenaran, dan berkat bagi diri mereka sendiri.
Tuhan akan memisahkan benih ilahi dari benih lalang. Tuhan mulai memisahkan kambing dari domba. Yang jahat akan semakin jahat, dan yang berbuat benar semakin benar (Why. 22: 11). “Karena sekarang telah tiba saatnya (tahun 2008) penghakiman dimulai, dan pada rumah Allah sendiri yang harus pertama-tama dihakimi” (1 Ptr. 4:17).

4. Gereja yang membangun landasan dengan benar akan SEGERA DIKIRIMI Tuhan “para pembangun” yang akan mendukung pembangunan tubuh-Nya, sedangkan “para perusak dan perombak” akan dibuat Tuhan meninggalkan gereja tersebut.

“Orang-orang yang membangun engkau datang bersegera, tetapi orang-orang yang merombak dan merusak engkau meninggalkan engkau.…mereka semua (para pembangun itu) akan kaupakai sebagai PERHIASAN, dan mereka (para pembangun itu) akan kaulilitkan, seperti dilakukan pengantin perempuan” (Yes. 49:17-18).

Gereja lokal yang dibangun di atas dasar rasul-rasul dan nabi-nabi dengan Kristus sebagai batu penjurunya akan menerima kedatangan orang-orang yang bermental “pembangun,” bukan “perusak.” Itu sebabnya, gereja itu akan tumbuh dengan sehat, kuat, kokoh, dan membawa dampak yang kuat kepada komunitasnya. Mereka akan menjadi “perhiasan” yang indah dan mahal bagi gereja-Nya.
Hal ini juga merupakan gambaran yang akan terjadi dengan para pemimpin jemaat. Di tahun 2008 ini para pemimpin yang bersifat dan bermental“perusak” akan ditinggalkan umat-Nya dan tidak sedikit dari pemimpin ini yang akan meninggalkan pelayanan. Sedangkan para pemimpin yang bermental “pembangun” akan dicari oleh umat-Nya, dan mereka akan semakin ditinggikan oleh Tuhan.
Gereja yang selamam ini dibangun secara tidak benar (asal-asalan) akan mulai mengalami goncangan dan kemerosotan. Gereja-gereja seperti ini akan mulai ditinggalkan oleh orang-orang percaya yang sungguh-sungguh ingin mencari Tuhan dan dibangun dengan benar.

5. Tuhan akan membuat kekayaan dan kelimpahan bangsa-bangsa datang kepada gereja-Nya yang dibangun bukan atas dasar keserakahan dan tidak berpusat kepada uang.

Tuhan akan memberkati gereja yang terdiri dari generasi yang bermurah hati dan tidak serakah. Untuk itu Dia akan menyebabkan kekayaan dan kelimpahan bangsa-bangsa datang kepada mereka. Tuhan akan menggerakkan hati dari orang-orang “asing” (orang-orang yang tidak dikenal) untuk menolong membangun tubuh-Nya sebagaimana yang dialami oleh umat Israel ketika mereka membangun kembali bait suci dan tembok Yerusalem yang sudah roboh di masa pembuangan Babel.
“Pada waktu itu (tahun 2008) engkau akan heran melihat dan berseri-seri, …sebab kelimpahan dari seberang laut beralih kepadamu, dan kekayaan bangsa-bangsa akan datang kepadamu…Mereka akan datang dari Syeba, akan membawa emas… segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba jantan Nebayot akan tersedia untuk ibadahmu;… Orang-orang asing akan membangun tembokmu” (Yes. 60: 5-10).
Inilah tahun di mana gereja yang sepenuhnya mengandalkan Tuhan dan menjadi terang bagi bangsa-bangsa, akan dilimpahi dengan berkat bangsa-bangsa! Tuhan tidak akan membiarkan sedetik pun pintu-pintu kita tertutup bagi kekayaan bangsa-bangsa. Dia akan memastikan kekayaan bangsa-bangsa mengalir ke rumah Tuhan secara konsisten dan tidak terhenti (Yes. 60: 11).

6. Tuhan akan memunculkan hak gereja-gereja yang mencari-Nya dengan sungguh-sungguh seperti siang dan akan mengubah situasi mereka menjadi EXCELLENT.

“Sebagai ganti keadaamu dahulu, … sekarang Aku akan membuat engkau menjadi kebanggaan abadi, menjadi kegirangan turun temurun, …Sebagai ganti tembaga Aku akan membawa emas, dan sebagai ganti besi Aku akan membawa perak, sebagai ganti kayu, tembaga, dan sebagai ganti batu, besi; …Tidak ada lagi kabar tentang perbuatan kekerasan di negerimu, …” (Yes. 60:15-18).

“Yang paling kecil akan menjadi kaum yang besar, dan yang paling lemah akan menjadi bangsa yang kuat; Aku, Tuhan, akan melaksanakannya dengan segera pada waktunya” (Yes. 60:22).

Di tahun 2008 ini, gereja-Nya akan mengalami penataan ulang dan penyelarasan dalam banyak bidang kehidupan agar menjadi “excellent” (prima). Penataan ulang dan penyelarasan akan mencakup hal-hal berikut ini:
· Pola pikir dan mental
· Gaya hidup, kebiasaan, dan cara kerja
· Sikap dan reaksi (cara bebrbicara, bahasa tubuh, atau respons)
· Proses pengambilan keputusan
· Mengikuti firman dan segala hukum-Nya

7. Gereja yang hidup, melayani, dan dipimpin oleh Roh Kudus, serta tetap menjaga stamina roh, akan mengalami banyak pengalaman supranatural dan mukjizat yang dikerjakan oleh Tuhan.

“Bagimu matahari tidak lagi menjadi penerang pada siang hari dan cahaya bulan tidak lagi memberi terang pada malam hari, tetapi Tuhan akan menjadi penerang abadi bagimu dan Allahmu akan menjadi keagunganmu. Bagimu akan ada matahari yang tidak pernah terbenam dan bulan yang tidak pernah surut, sebab Tuhan akan menjadi penerang abadi bagimu dan hari-hari perkabunganmu akan berakhir. Pendudukmu semuanya orang-orang benar, … untuk memperlihatkan keagungan-Ku” (Yes. 60:19-21).

Tuhan akan menjadi PUSAT dan IDENTIFIKASI kehidupan dan pelayanan. Dia akan menyatakan DIRI-NYA di dalam gereja-Nya, bukan manusia atau program. Mukjizat dan supranatural akan menggantikan perkara-perkara natural. Hal-hal natural tidak lagi akan menjadi tumpuan dan harapan gereja-Nya. Hal-hal supranatural dan tanda-tanda ajaib akan menjadi nyata kelihatan dan dialami oleh umat-Nya.

Mari kita masuki tahun 2008 dengan penuh keberanian dan keyakinan penuh akan pemeliharaan, pertolongan, dan intervensi Tuhan dalam kehidupan rumah tangga, bisnis, karier, profesi, dan pelayanan kita. Inilah tahun “Berkembang dan Berhasil” (“Expanding and Fruitful” Year) dimana kita harus “Hidup Akurat dengan Roh yang Prima” (“Accurate Living with Excellent Spirit”).



Pdt. Leonardo A. Sjiamsuri, SE, MBA
(Pendiri dan Pemimpin SMART Center)


Ada beberapa pemimpin rohani dan orang Kristen yang terjebak di dalam aktivitas rutin yang menyebabkan mereka kehilangan ketajaman dan dinamika roh karena tanpa sadar mereka melayani sistem, dan bukannya Tuhan. Ada juga beberapa lagi yang sangat giat dan bersemangat bagi Tuhan tetapi tanpa pengertian yang benar, karena melayani menurut kebenarannya (prinsip, pandangan, pamahaman, dan nilai-nilai) sendiri (Rm. 10:1-3).




Kelompok-kelompok ini adalah mereka yang secara lahiriah menjalankan ibadah namun memungkiri kekuatannya (2 Tim. 3:5). Mereka adalah “makhluk hidup yang berkeriapan namun mati,” seperti yang dilihat oleh Yehezkiel, dan baru menjadi hidup ketika aliran air sungai dari Bait Suci menyentuhnya (Yeh. 47:9). Inilah kelompok yang menyukai “pekerjaan” Tuhan lebih daripada Tuhan. Mereka bukannya memburu Tuhan, tetapi memburu pekerjaan-Nya. Yang membuat mereka bergairah adalah aktivitas dan program, bukannya Tuhan. Mereka melayani tanpa dinamika dan kehidupan Roh. Bahkan mereka mengumpulkan persembahan dan persepuluhan bukan untuk memburu Tuhan, tetapi untuk mempertahankan aktivitas, program, dan pelayanan mereka.




Para pemimpin seperti inilah yang menghasilkan jemaat agamawi, ritual, penuh dengan kritik, dan membangun standar dan kebenaran diri sendiri. Mereka tidak akan pernah membangun para pemburu Tuhan. Mereka memahami isi Alkitab, tetapi tidak mengenal dan memiliki hubungan yang hidup dengan Tuhan yang menginspirasikan ini Alkitab. Mereka sanggup membawa orang kepada pengetahuan akan isi Alkitab dan pelayanan (aktivitas dan program), namun tidak dapat membawa orang-orang berhubungan dekat dengan Tuhan dan memiliki kehidupan Kristus. Inilah orang-orang Kristen yang banyak mengeluarkan energi namun tidak pernah bergerak maju akibat berjalan atau lari di tempat saja.

Karakteristik Generasi Pemburu Tuhan




Mari kita simak kehidupan Zakheus, seorang pemungut cukai yang memburu Tuhan. Ia sebenarnya bukanlah orang yang memiliki karakteristik yang layak untuk disebut sebagai orang berohani, apalagi seorang pemburu Tuhan. Ia termasuk dalam angkatan atau generasi yang jahat (Kis. 2:40), karena ia pernah memeras orang (Luk. 19:8). Ia adalah seorang kepala pemungut cukai dan sekaligus orang yang kaya (Luk. 19:2). Biasanya, orang-orang yang memiliki kedudukan dan kekayaan, apalagi cara hidup seperti Zakheus, pasti tidak memerlukan Tuhan, dan tidak akan memburu Tuhan.




Zakheus juga tidak hidup di dalam sistem, struktur, dan kelompok agama. Hal itu terbukti dari ucapan semua orang yang mengatakan bahwa ia orang berdosa (Luk. 19:6). Ia juga tidak bersahabat dengan orang-orang dari kalangan agama. Ia tidak pernah terlibat dalam aktivitas agama. Ia tidak paham akan aturan dan ritual agama. Namun demikian, orang ini justru berjumpa dengan Tuhan dan keluarganya mengalami lawatan-Nya dan terobosan pun terjadi di sana. Orang-orang yang berada di luar sistem agamalah yang justru akan lebih cepat mengalami perjumpaan dan lawatan-Nya.




Kalau begitu apa yang menjadikannya seorang pemburu Tuhan ? Apa yang membuatnya berhasil ke luar dari generasi yang jahat dan menjadi generasi pemburu Tuhan ?




· Menyadari bahwa Kristus lebih besar daripada prestasi, aktivitas, kepemilikan,



kedudukan, dan popularitas



Zakheus yang telah sering mendengar berita tentang Kristus, pekerjaan-Nya, dan bagaimana kehidupan manusia dipulihkan, mulai menyadari bahwa apa yang ia miliki (kedudukan dan kekayaan) tidak bisa menghasilkan seperti apa yang dilakukan dan dimiliki Kristus. Ia sadar kalau ia memiliki Kristus berarti ia memiliki segalanya.
Generasi pemburu Tuhan sadar bahwa keberhasilan, popularitas, kemegahan gedung dan jumlah jemaat, dan kedudukan yang mereka miliki tidak sebanding dengan kemuliaan Kristus dan pengaruh-Nya pada komunitas dan kehidupan masyarakat. Mereka tidak mau dikendalikan oleh apa yang telah mereka miliki dan capai. Mereka mengejar panggilan yang tertinggi dan destiny yang ditetapkan oleh “kerajaan-Nya (kingdom)”, bukan “kekaisaran (empire)” kita.




· Berusaha untuk melihat Yesus (Luk. 19:3)




Orang seperti Zakheus yang telah berhasil memperoleh posisi dan kekayaan seperti itu tentu mengerti apa arti kerja keras, tekad, menggunakan peluang atau kesempatan (momentum), kemauan, dan pilihan (keputusan). Ia berusaha untuk melihat Yesus ketika Ia berada di kotanya.




Generasi pemburu Tuhan tidak hanya berdiam diri, pasif, menerima keadaan, menunggu, dan membiarkan kesempatan (momentum) berlalu begitu saja. Mereka adalah generasi yang agresif, responsif, memiliki kemauan keras, memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, dan mengejar apa yang diimpikannya.




Generasi pemburu Tuhan memiliki impian dan destiny yang begitu jelas dan “menelan” mereka, sehingga seluruh energi, kegiatan, komitmen, dan aktivitas mereka diarahkan kepada impian itu. Seperti Paulus berkata, “Hidup adalah Kristus” (Flp. 1:21), dan “Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20). Mereka tidak akan membuang waktu, tenaga, dan dana dengan sia-sia. Mereka memiliki fokus yang jelas untuk masa depannya.




· Mengatasi kelemahan (Luk. 19:4)




Zakheus adalah orang yang berbadan pendek, sehingga ia tidak bisa melihat Yesus secara jelas. Namun demikian, keterbatasannya ini tidak menyurutkan tekadnya untuk melihat Yesus. Ia mencari jalan untuk mengatasi keterbatasannya itu dengan cara berlari mendahului orang banyak dan memanjat pohon ara. Para pemburu Tuhan tidak pernah melihat kelemahan dan keterbatasannya sebagai hambatan untuk memburu Tuhan. Mereka tidak mengabaikan kelemahannya, tetapi mereka tidak mau dibatasi olehnya. Mereka secara kreatif dan berani mencari jalan untuk menemui Tuhan. Para pemburu Tuhan tidak mau dibatasi oleh denominasi, sinode, struktur, dan sistem yang membatasi mereka.




· Melepaskan atribut (Luk. 19:4)




Zakheus memanjat pohon dalam upayanya untuk melihat Yesus. Ini merupakan tindakan yang sulit dipercaya bagi orang kaya dan disegani (ditakuti) seperti Zakheus. Ia memanjat pohon bukan untuk mencari uang atau karier, tetapi hanya untuk bisa melihat Yesus. Ini berarti ia rela melepaskan seluruh atribut yang melekat pada dirinya.




Para pemburu Tuhan tidak menghiraukan latar belakang dan atribut mereka (keberhasilan, kesukuan, denominasi, atau doktrin). Sasaran mereka adalah perjumpaan dengan Kristus. Mereka rela melepaskan hak mereka bagi Kristus. Nama besar, jumlah jemaat yang besar, senioritas, perputaran dan jumlah uang serta pelayanan tidak akan dijadikan acuan di dalam pelayanan. Yang menjadi standar mereka adalah terbentuknya Kristus secara nyata di dalam kehidupan.




· Menyelaraskan hati dan pikiran sehingga dapat meresponi Kristus (Luk. 19:8)




Generasi pemburu Tuhan menyelaraskan pikiran mereka dengan dinamika roh yang terjadi di dalam. Mereka tidak membiarkan pikiran mereka membelenggu dan menganalisa. Mereka membiarkan Kristus hidup di dalam mereka, sehingga pikiran, hati, tindakan, dan keputusan mereka sepenuhnya selaras dan sesuai dengan kehendak dan pimpinan Roh Kudus.




Generasi pemburu Tuhan akan membuang manusia lamanya tanpa kompromi. Mereka berani mengambil keputusan sekalipun tidak mengetahui bagaimana kehidupannya selanjutnya. Mereka hidup menuruti gaya hidup sorga dengan penuh ketaatan. Mereka tidak pernah bimbang dan mundur kembali. Sekali mereka mendapatkannya, mereka menghidupi dan menjalaninya dengan penuh keberanian apapun konsekuensi dan risikonya.




Sebagai akibat Zakheus memburu Tuhan, maka Tuhan kemudian berbalik memburunya. Itulah sebabnya, ketika Ia masuk ke wilayahnya, segera “Ia melihat ke atas” (Luk. 19:5). Mata Tuhan tertuju kepadanya, bukan kepada kumpulan manusia yang ada di sekeliling-Nya. Tuhan selalu tertarik pada seseorang atau sekelompok orang yang seluruh hidupnya diarahkan untuk memburu Tuhan, sekalipun tidak termasuk dalam tatanan dan struktur religius. Dia tidak bergerak atas dasar pertimbangan jumlah orang, senioritas, kemegahan gedung, kepiawaian menyelenggarakan ibadah, atau ketertiban tata cara ibadah. Dia bergerak karena ada orang atau sekumpulan orang yang memburu-Nya!


Jangan pergi ke medan perang kalau tidak pasti akan menang. Pergi ke medan perang dengan coba-coba adalah tindakan bunuh diri.”

Saat ini banyak gereja mengalami kerugian dan penderitaan karena berperang dengan cara coba-coba atau mencontoh gereja lain. Waktu kita semakin sempit dan setan semakin menggencarkan serangannya seperti Firaun yang mengejar bangsa Israel. Itu sebabnya kita tidak boleh lagi menjalani dan memimpin gereja seperti sekarang ini. Kita tidak bisa memiliki mentalitas memelihara dan puas diri. Kita harus menyerbu dan merebut kembali dengan mengusir musuh dari wilayah kita.


Banyak gereja saat ini yang terfokus hanya kepada gerejanya, pelayanannya, denominasinya, dan jejaringnya sendiri. Mereka puas dengan apa yang dicapai dan kurang peduli dengan apa yang sedang terjadi di komunitas mereka. Mereka sedang membesarkan tangan, atau kaki saja secara tidak proporsional. Padahal Tuhan merindukan Tubuh-Nya bertumbuh dan sempurna, bukan tangan atau kaki-Nya saja!

Ketika Raja Yosafat menghadapi serangan musuh, ia tidak menghadapinya dengan cara coba-coba (baca 1 Taw. 20). Peperangan ini mempertaruhkan kepentingan nasional, bukan hanya sekedar posisi Yosafat sebagai raja. Hal pertama yang dilakukannya adalah mencari Tuhan (1 Taw. 20:3-4). Kita tidak boleh fokus kepada kekuatan musuh, tetapi justru kepada Tuhan. Kita tidak pernah bisa menang dengan melihat kekuatan musuh dan kelemahan kita. Kita hanya bisa menang bila kita memfokuskan diri kepada sorga sebagai sumber kekuatan dan kemenangan kita. Banyak sekali kita mencari pertolongan dari manusia (koneksi) atau uang (2 Taw. 25:1-11). Pertolongan kita hanya dari Tuhan.

Hal kedua adalah posisi pemimpin (raja) di hadapan jemaat dan Tuhan (ayat 5). Kebanyakan pemimpin hanya memiliki posisi secara struktural. Mereka tidak memiliki otoritas yang berasal dari Tuhan, sehingga tidak memiliki kemampuan untuk menyatakan Tuhan di dalam kepemimpinannya. Mereka hanya bisa menghadirkan otoritas manusia, bukan otoritas sorga.

Posisi rohani para pemimpin sangat menentukan kemenangan. Posisi rohani kita menentukan sudut pandang, paradigma, strategi, dan kepastian di dalam menghadapi musuh. Semakin tinggi posisi rohani pemimpin, semakin mudah melihat situasi, posisi, kekuatan, dan keberadaan musuh karena tidak ada yang menghalangi pandangan.
Banyak pemimpin yang posisi rohaninya stagnan, sehingga mereka menghadapi persoalan yang sama dari waktu ke waktu, aktivitas yang dijalankan tidak mengalami perubahan dan kemajuan berarti, pola pikirnya tetap sama, hasil dan kualitas yang diperoleh tidak ada kemajuan, kualitas orang-orang di sekitarnya tetap sama, nilai-nilai yang berlaku tak berubah, cara-cara menyelesaikan masalah tetap sama, dan seterusnya. Mereka bahkan hanya mampu menyempurnakan keterampilan pada posisi yang sama. Hal ini seperti seorang anak kelas tiga SD yang menyempurnakan pelajaran matematika kelas tiga sampai ia memperoleh nilai sepuluh, namun tidak pernah naik kelas.

Posisi rohani tidak ditentukan oleh banyaknya gelar teologi, atau lamanya melayani, atau prestasi yang dihasilkan, atau pengalaman pelayanan, atau bahkan jumlah jemaat sekalipun. Posisi rohani ditentukan oleh hubungan dan keintiman kita dengan Tuhan. Ketika Tuhan Yesus selesai dibaptis, terdengar suara dari sorga yang mengatakan “Inilah Anak-Ku yang Kukasihi, kepada-Nyalah Aku berkenan” (Mat. 3:17). Bapa berkenan kepada Yesus bahkan sebelum Yesus melakukan apapun di dalam pelayanan. Posisi rohani tidak diukur oleh apa yang kelihatan di luar (termasuk prestasi), tapi oleh apa yang tidak kelihatan di dalam kita, yaitu kehidupan Roh.

Ratu Ester berdiri tepat di depan istana raja (Est. 5:1). Sekalipun Ester berpakaian ratu, yang menggambarkan posisinya di dalam kerajaan secara struktural, yaitu istri raja, namun kalau ia tidak berdiri pada posisi yang tepat, yaitu tepat di depan istana raja, maka Raja Ahasyweros tidak dapat melihat Ester. Kita tidak boleh membanggakan dan bersandar pada atribut yang kita miliki (gelar teologi, gedung, jumlah jemaat, banyaknya pelayanan, prestasi yang kita hasilkan, dan sebagainya).Yang menentukan adalah posisi rohani kita di hadapan Sang Raja.

Hal ketiga, posisi rohani seluruh jemaat (ay. 13). Posisi rohani jemaat harus diangkat ke tingkat lebih tinggi lagi di dalam Tuhan. Tidak cukup hanya setia beribadah dan membawa persembahan dan persepuluhan setiap minggu. Tidak cukup hanya aktif dalam kegiatan gereja dan pelayanan. Para pemimpin harus memastikan bahwa posisi rohani mereka meningkat dan diposisikan secara tepat di hadapan Tuhan.

Banyak pemimpin sudah sangat senang dengan jumlah jemaat yang banyak dan setia dalam beribadah dan membawa persembahan dan persepuluhan. Sekalipun hal itu baik, namun kita harus memastikan bahwa mereka mampu mengalahkan musuh dan membawa pengaruh kepada komunitas. Pemimpin harus membangun jemaat, bukan sekedar mengumpulkan jemaat. Kita harus mendewasakan jemaat, bukan hanya melahirkan jemaat.

Tidak cukup hanya pemimpin yang bergerak dan maju dalam peperangan. Seluruh jemaat harus diikutsertakan dalam peperangan. Namun, kita harus memastikan bahwa posisi rohani mereka sudah tepat agar jangan sampai terjebak dalam misi bunuh diri.

Sekali posisi rohani kita sudah tepat di hadapan Tuhan, maka Tuhan akan bergerak dan kita pasti akan memenangkan peperangan. Jadi, tugas kita adalah meningkatkan posisi rohani agar Tuhan melihat kita dan bergerak untuk kita. Posisi rohani kitalah yang menggerakkan dan membuka pintu sorga. Posisi rohani kitalah yang membuat mata Tuhan yang sedang menjelajah seluruh bumi melihat kita, dan kemudian bergerak dan melimpahkan kekuatan (2 Taw. 16:9). Posisi rohani kitalah yang menarik perhatian sorga!