Ada beberapa pemimpin rohani dan orang Kristen yang terjebak di dalam aktivitas rutin yang menyebabkan mereka kehilangan ketajaman dan dinamika roh karena tanpa sadar mereka melayani sistem, dan bukannya Tuhan. Ada juga beberapa lagi yang sangat giat dan bersemangat bagi Tuhan tetapi tanpa pengertian yang benar, karena melayani menurut kebenarannya (prinsip, pandangan, pamahaman, dan nilai-nilai) sendiri (Rm. 10:1-3).




Kelompok-kelompok ini adalah mereka yang secara lahiriah menjalankan ibadah namun memungkiri kekuatannya (2 Tim. 3:5). Mereka adalah “makhluk hidup yang berkeriapan namun mati,” seperti yang dilihat oleh Yehezkiel, dan baru menjadi hidup ketika aliran air sungai dari Bait Suci menyentuhnya (Yeh. 47:9). Inilah kelompok yang menyukai “pekerjaan” Tuhan lebih daripada Tuhan. Mereka bukannya memburu Tuhan, tetapi memburu pekerjaan-Nya. Yang membuat mereka bergairah adalah aktivitas dan program, bukannya Tuhan. Mereka melayani tanpa dinamika dan kehidupan Roh. Bahkan mereka mengumpulkan persembahan dan persepuluhan bukan untuk memburu Tuhan, tetapi untuk mempertahankan aktivitas, program, dan pelayanan mereka.




Para pemimpin seperti inilah yang menghasilkan jemaat agamawi, ritual, penuh dengan kritik, dan membangun standar dan kebenaran diri sendiri. Mereka tidak akan pernah membangun para pemburu Tuhan. Mereka memahami isi Alkitab, tetapi tidak mengenal dan memiliki hubungan yang hidup dengan Tuhan yang menginspirasikan ini Alkitab. Mereka sanggup membawa orang kepada pengetahuan akan isi Alkitab dan pelayanan (aktivitas dan program), namun tidak dapat membawa orang-orang berhubungan dekat dengan Tuhan dan memiliki kehidupan Kristus. Inilah orang-orang Kristen yang banyak mengeluarkan energi namun tidak pernah bergerak maju akibat berjalan atau lari di tempat saja.

Karakteristik Generasi Pemburu Tuhan




Mari kita simak kehidupan Zakheus, seorang pemungut cukai yang memburu Tuhan. Ia sebenarnya bukanlah orang yang memiliki karakteristik yang layak untuk disebut sebagai orang berohani, apalagi seorang pemburu Tuhan. Ia termasuk dalam angkatan atau generasi yang jahat (Kis. 2:40), karena ia pernah memeras orang (Luk. 19:8). Ia adalah seorang kepala pemungut cukai dan sekaligus orang yang kaya (Luk. 19:2). Biasanya, orang-orang yang memiliki kedudukan dan kekayaan, apalagi cara hidup seperti Zakheus, pasti tidak memerlukan Tuhan, dan tidak akan memburu Tuhan.




Zakheus juga tidak hidup di dalam sistem, struktur, dan kelompok agama. Hal itu terbukti dari ucapan semua orang yang mengatakan bahwa ia orang berdosa (Luk. 19:6). Ia juga tidak bersahabat dengan orang-orang dari kalangan agama. Ia tidak pernah terlibat dalam aktivitas agama. Ia tidak paham akan aturan dan ritual agama. Namun demikian, orang ini justru berjumpa dengan Tuhan dan keluarganya mengalami lawatan-Nya dan terobosan pun terjadi di sana. Orang-orang yang berada di luar sistem agamalah yang justru akan lebih cepat mengalami perjumpaan dan lawatan-Nya.




Kalau begitu apa yang menjadikannya seorang pemburu Tuhan ? Apa yang membuatnya berhasil ke luar dari generasi yang jahat dan menjadi generasi pemburu Tuhan ?




· Menyadari bahwa Kristus lebih besar daripada prestasi, aktivitas, kepemilikan,



kedudukan, dan popularitas



Zakheus yang telah sering mendengar berita tentang Kristus, pekerjaan-Nya, dan bagaimana kehidupan manusia dipulihkan, mulai menyadari bahwa apa yang ia miliki (kedudukan dan kekayaan) tidak bisa menghasilkan seperti apa yang dilakukan dan dimiliki Kristus. Ia sadar kalau ia memiliki Kristus berarti ia memiliki segalanya.
Generasi pemburu Tuhan sadar bahwa keberhasilan, popularitas, kemegahan gedung dan jumlah jemaat, dan kedudukan yang mereka miliki tidak sebanding dengan kemuliaan Kristus dan pengaruh-Nya pada komunitas dan kehidupan masyarakat. Mereka tidak mau dikendalikan oleh apa yang telah mereka miliki dan capai. Mereka mengejar panggilan yang tertinggi dan destiny yang ditetapkan oleh “kerajaan-Nya (kingdom)”, bukan “kekaisaran (empire)” kita.




· Berusaha untuk melihat Yesus (Luk. 19:3)




Orang seperti Zakheus yang telah berhasil memperoleh posisi dan kekayaan seperti itu tentu mengerti apa arti kerja keras, tekad, menggunakan peluang atau kesempatan (momentum), kemauan, dan pilihan (keputusan). Ia berusaha untuk melihat Yesus ketika Ia berada di kotanya.




Generasi pemburu Tuhan tidak hanya berdiam diri, pasif, menerima keadaan, menunggu, dan membiarkan kesempatan (momentum) berlalu begitu saja. Mereka adalah generasi yang agresif, responsif, memiliki kemauan keras, memanfaatkan setiap kesempatan yang ada, dan mengejar apa yang diimpikannya.




Generasi pemburu Tuhan memiliki impian dan destiny yang begitu jelas dan “menelan” mereka, sehingga seluruh energi, kegiatan, komitmen, dan aktivitas mereka diarahkan kepada impian itu. Seperti Paulus berkata, “Hidup adalah Kristus” (Flp. 1:21), dan “Kristus yang hidup di dalam aku” (Gal. 2:20). Mereka tidak akan membuang waktu, tenaga, dan dana dengan sia-sia. Mereka memiliki fokus yang jelas untuk masa depannya.




· Mengatasi kelemahan (Luk. 19:4)




Zakheus adalah orang yang berbadan pendek, sehingga ia tidak bisa melihat Yesus secara jelas. Namun demikian, keterbatasannya ini tidak menyurutkan tekadnya untuk melihat Yesus. Ia mencari jalan untuk mengatasi keterbatasannya itu dengan cara berlari mendahului orang banyak dan memanjat pohon ara. Para pemburu Tuhan tidak pernah melihat kelemahan dan keterbatasannya sebagai hambatan untuk memburu Tuhan. Mereka tidak mengabaikan kelemahannya, tetapi mereka tidak mau dibatasi olehnya. Mereka secara kreatif dan berani mencari jalan untuk menemui Tuhan. Para pemburu Tuhan tidak mau dibatasi oleh denominasi, sinode, struktur, dan sistem yang membatasi mereka.




· Melepaskan atribut (Luk. 19:4)




Zakheus memanjat pohon dalam upayanya untuk melihat Yesus. Ini merupakan tindakan yang sulit dipercaya bagi orang kaya dan disegani (ditakuti) seperti Zakheus. Ia memanjat pohon bukan untuk mencari uang atau karier, tetapi hanya untuk bisa melihat Yesus. Ini berarti ia rela melepaskan seluruh atribut yang melekat pada dirinya.




Para pemburu Tuhan tidak menghiraukan latar belakang dan atribut mereka (keberhasilan, kesukuan, denominasi, atau doktrin). Sasaran mereka adalah perjumpaan dengan Kristus. Mereka rela melepaskan hak mereka bagi Kristus. Nama besar, jumlah jemaat yang besar, senioritas, perputaran dan jumlah uang serta pelayanan tidak akan dijadikan acuan di dalam pelayanan. Yang menjadi standar mereka adalah terbentuknya Kristus secara nyata di dalam kehidupan.




· Menyelaraskan hati dan pikiran sehingga dapat meresponi Kristus (Luk. 19:8)




Generasi pemburu Tuhan menyelaraskan pikiran mereka dengan dinamika roh yang terjadi di dalam. Mereka tidak membiarkan pikiran mereka membelenggu dan menganalisa. Mereka membiarkan Kristus hidup di dalam mereka, sehingga pikiran, hati, tindakan, dan keputusan mereka sepenuhnya selaras dan sesuai dengan kehendak dan pimpinan Roh Kudus.




Generasi pemburu Tuhan akan membuang manusia lamanya tanpa kompromi. Mereka berani mengambil keputusan sekalipun tidak mengetahui bagaimana kehidupannya selanjutnya. Mereka hidup menuruti gaya hidup sorga dengan penuh ketaatan. Mereka tidak pernah bimbang dan mundur kembali. Sekali mereka mendapatkannya, mereka menghidupi dan menjalaninya dengan penuh keberanian apapun konsekuensi dan risikonya.




Sebagai akibat Zakheus memburu Tuhan, maka Tuhan kemudian berbalik memburunya. Itulah sebabnya, ketika Ia masuk ke wilayahnya, segera “Ia melihat ke atas” (Luk. 19:5). Mata Tuhan tertuju kepadanya, bukan kepada kumpulan manusia yang ada di sekeliling-Nya. Tuhan selalu tertarik pada seseorang atau sekelompok orang yang seluruh hidupnya diarahkan untuk memburu Tuhan, sekalipun tidak termasuk dalam tatanan dan struktur religius. Dia tidak bergerak atas dasar pertimbangan jumlah orang, senioritas, kemegahan gedung, kepiawaian menyelenggarakan ibadah, atau ketertiban tata cara ibadah. Dia bergerak karena ada orang atau sekumpulan orang yang memburu-Nya!

0 komentar: